Minggu, 06 Juni 2010

Menghujam Padan


Tak perlu kau mencaci
Membangkang, mengusik jemari
Mencuat hasyrat dalam kenisbian
Mengatur ego untuk berderma

Terpuak kisah lirih
Mengembara dalam pedih
Mengganas terus mencerca
Merebah tanpa isyarat

Indah nian alunanmu
Hanya ucap belia mengurung
Mendesir diantara buih putih
Mencetus anggap terhormat

Nista nian sikap mu
Mengayuh senjata
Meluap jahanam lantah
Menyergap ketulusan hati

Nasib di penjara besar
Terusik mencuat siksa
Batin mencibir duka
Air mata seakan menjadi lautan

Debu yang mendesir
Menggulung beradu peluru
Cerca merah berserak
Poranda naungan mereka

Biadab
Apa yang kau tuju ?
sebagai syarat dunia
yang mencaci diri !

Hati membusung dari kebiadaban
Mengoyak jahanam, menghujam padan
Perih luka tak berpenghalang dusta
Mengiris antusias belahan dunia lain

Nasib Meringis

Sayang kamu pasti bisa dik !
Sayang jangan meringis kembali
Kaka sedia menjadi tumpu
untuk curahan kesah mu

Tak usah kau bersedih sayang
Hidupmu terpandang rendah
dimata manusia itu tapi tak
usah kau putus asa dik !

Allah kan akan selalu bersamamu
Hidup dijalanan bukan berarti
tak punya masa depan ....
Citamu dapat terangkai di duniamu
di kehidupan mu...

Mari dekati ku dik
Rasa ingin merangkulmu
membawamu jauh dari
Dunia jalanan mu nak....
Aku masih tak sanggup nak

Gusaran kehidupan jalanan
Terpana oleh mentari
membakar tubuh mungil mu dik
membungkam keluhmu yang terbungkam

Cerita dalam hujan
mencari tempat berlindung
memasung diri di derita
yang kau ucap itu adalah kebahagiaan

Sayang .. kamu pasti bisa dik
Hidup diatara kejamnya jalanan
yang menghujat dan menghujam
Nasib hidup mu ...
Yang mengarungi samudera kehidupan

Derajat dunia hanya cerca
Tak usah kau menguras air matamu
hanya untuk sebuah keluh sampah
yang hanya tebarkan aroma tak sedap

Kembali... !
Ulam menyulam cita mu
menjadi bahan sutra nyata
dalam hidupmu yang suci..